Jumat, 13 Februari 2015

Makalah Olahraga Atletik Lempar Lembing



Olah Raga Atletik Lempar Lembing

L
empar lembing adalah salah satu nomor lempardalam cabang olahraga atletik. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Sebagai sebuah olahraga, lempar lembing ini menggerakkan banyak otot tubuh antara lain otot lengan, kaki dan otot sendi. Jika semua otot tersebut bekerja secara baik maka hasil lemparan lembing akan sempurna. Olahraga ini sebaiknya dilakukan di tempat yang benar sebab jika tidak bisa melukai orang lain mengingat ujung lembing cukup tajam. Lempar lembing dinaungi oleh organisasi yang disebut Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

1.      Sejarah Olah Raga Atletik Lempar Lembing
Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan. Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan.
Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka. Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya, Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka. Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung, segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Lempar Lembing di Peradaban Lain Selain di peradaban Yunani klasik. Lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani. Olahraga yang populer di peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai Nil sebagai pusat peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka. Termasuk juga untuk dipertandingkan. Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.

2.      Hal Yang Perlu Diketahui Terkait Olahraga Atletik Lempar Lembing
Terdapat beberapa hal mendasar yang paling penting untuk diketahui jika ingin melakukan olahraga lempar lembing, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.    Cara Memegang Lembing
Pada dasarnya ada tiga cara yang biasa digunakan dalam hal memegang lembing, yaitu :
1)      Gaya Amerika
Pertama, tombak atau lembing diletakkan tepat di telapak tangan dimana bagian ujung atau mata lembing tersebut menyerong hingga mendekati badan. Selanjutnya, jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh ibu jaridan kemudian diletakkan di bagian tepi belakang pegangan. Pastikan lembing Anda lurus. Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk juga jempol seseorang cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong lembing pada saat hendak melempar.
2)      Gaya Finlandia
Pada gaya ini, lembing ditempatkan di telapak dimana bagian ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir menyentuh badan. Selanjutnya, jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Saat menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk Anda lemas agar bisa membantu menahan lembing itu sendiri. Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari bagian tengah pun ibu jari dalam mendorong serta melempar lembing.
3)      Gaya Menjepit
Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan menjepit lembing di antara jari tengah dan telunjuk sementara itu, jari lainnya memegang secara biasa.


B.     Cara Membawa Lembing
Sementara itu, cara membawa lembing adalah sebagai berikut:
1)      Lembing dibawa dengan ditaruh di atas pundak. 
Cara ini dipraktekkan dengan memegang lembing di atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing menyerong ke atas. Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga menuju ke arah depan. Cara ini biasanya digunakan oleh atlit yang hendak menggunakan gaya hot-step atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.
2)      Lembing dibawa dengan ditaruh di bawah. 
Cara ini dimulai dengan lengan bagian kanan yang harus lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing menyerung ke atas sehingga bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.
3)      Lembing dibawa di depan dada. 
Cara ini dilakukan dengan memposisikan lembing serong ke bawah sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga melewati pundak bagian kanan. Selanjutnya, penting juga untuk mengenali peralatan yang digunakan dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
-          Konstruksi lembing yang digunakan terbagi atas 3 titik atau bagian yakni: Mata lembing, badan lembing dan juga tali pegangan lembing.
-          Badan lembing dibuat dari bahan metal solid dimana pada bagain ujungnya dipasangi sebuah mata lembing yang jika diperhatikan cukup runcing.
-          Adapun tali pegangan lembing yang terlihat melilit pada badan lembing terpasang di titik gravitasi dan tidak boleh melewati garis tengan dari badan lembing. Lilitan tali lembing ini harus sama bergerigi juga tebal dan tak boleh ada sabuk juga benjolan.
-          Adapun panjang lembing antara atlit putrid dan putra berbeda. Untuk putra panjangnya antara 2,6 hingga 2,7 meter. Sementara itu untuk putrid antara 2,2 meter hingga 2,3 meter. Ukuran yang berbeda ini juga berpengaruh pada berat lembing. Pada putra, beratnya 800 gram sedangkan pada putrid mencapai 600 gram.




C.    Peraturan Lempar Lembing
Sejumlah peraturan yang harus dipahami dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
1)      Saat melempar, lembing wajib dipegang tepat pada bagian pegangannya dan wajib juga dilempar di atas bahu atau bagian paling atas dari tubuh si atlit. Lembing juga harus dilempar sama seperti prinsip bandul. Adapun gaya non-ortodox tidak lagi diijinkan untuk digunakan.
2)      Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah apabila bagian mata lembing tidak menggores tanah terlebih dahulu dibanding bagian lembing lainnya.
3)      Saat atlit hendak memulai awalan, ia tidak diperkenankan memotong sebuah garis.
4)      Lemparan dianggap tidak sah apabila sang atlit menyentuh wilahay badan garis lempar, atau garis perpanjangan.
5)      Saat lembing telah melaju, sang pelempar tidak diperkenankan membelakangi sektor lemparan dengan cara memutar tubuhnya.
6)      Sang atlit tidak diperkenankan meninggalkan jalur awalan sebelum lembing yang ia lepaskan tadi belum tiba di permukaan.

3.      Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Lempar Lembing.
Pelempar lembing adalah seseorang yang mempunyai daya ledak otot lengan bahu yang besar dan mempunyai kekuatan serta ketepatan langkah dalam melakukan awalan sebelum lembing dilepaskan (Adisasmita, 1986:7). Oleh karena itu pelempar yang tidak mempunyai ketepatan dalam melangkah sama halnya tidak mempunyai harapan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Unsur dasar dari suatu prestasi lempar lembing adalah ketepatan dalam melangkah pada saat awalan, hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kemampuan seseorang untuk melempar sejauh mungkin. Disamping itu faktor utama yang harus diperhatikan adalah cara pegangan dan unsur fisik seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan dan daya ledak otot. Komponen-komponen ini tidak boleh diabaikan oleh pelempar, pelatih termasuk juga guru penjas dalam mengajar.



A.    Faktor Lain Yang Harus di Perhatikan pada saat Melempar Lembing.
Kemudian faktor lain yang mempengaruhi hasil lempar lembing adalah kesalahan dalam melakukan lemparan, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan lempar lembing, yaitu sebagai berikut:
1). Kecepatan lari tidak diatur meningkat. Dari awal larinya cepat terus atau
sebaliknya terlalu lambat.
2) Sewaktu lari, lembing didiamkan saja.
3). Setelah langkah silang, pelempar berhenti dahulu.
4). Kaki kanan tidak dikencangkan.
5). Lemparan tidak diikuti siku kanan.
6). Kaki kiri tidak dilangkahkan pada saat akan melempar.
7). Lepasnya lembing tidak melewati atas pundak kanan.
8). Sudut lempar kurang atau terlalu besar.
9). Tidak dapat memelihara keseimbangan.

4.      Peraturan Umum Dalam Lempar Lembing.
A.    Peralatan Lembing.
Lembing terdiri tiga bagian yaitu;mata lembing, badan lembing dan tali pegangan. Badan lembing terbuat dari metal dan mata lembing yang lancip terpasang ujung depan yang panjang.
Peraturan tentang spesifikasi lembing putra dan putri adalah sangat komplek, dalam rangka menjamin melayang dan menancapnya lembing yang sah. Manager Teknik harus berhati-hati dalam menjamin bahwa semua lembing yangakan digunakan dalam suatu perlombaan harus memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang ditetapkan.
Berat lembing untuk putra adalah 800 gram, sedangkan lembing putri 600 gram. Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 – 2.70 m, sedangkan panjang lembing putri 2.20 – 2.30 m.
B.     Lintasan Awalan Lempar Lembing.
Panjang lintasan awalan lempar lembing harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm.

C.    Lengkung Batas Lempar Lembing.
Lengkung lempar dibuat dari kayu atau meta dicat putih dipasang datar dengan tanah, dan merupakan suatu busur atau lengkung suatu sirkel yang bergaris tengah radius 8 m. Garis lengkungnya sendiri selebar 7 cm. Garis sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan dari lengkung lempar dan siku-siku terhadap garis paralel lintasan lari awalan.
D.    Sektor Lemparan
Garis ini terkait dengan sisi dalam garis paralel lintasan awalan yang ditarik dari titik pusat lengkung batas lempar dengan sudut 29o

5.      Penilaian Lempar Lembing
Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar dan bendera merah untuk menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang terdekat dengan kepala lembing, sampai ke bagian dalam ujung lingkaran lalu mengukur antara tanda tersebut. Kemudian beberapa unsur penilaian dalam lempar lembing adalah cara memegang lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing.
Dikatakan bahwa“Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor lemparan, lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau garis 1,5 meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan”. Lebih lanjut Ballesters (1993:117) menjelaskan bahwa “Suatu lemparan dianggap sah bila mata lembing harus menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain, dan jatuh sepenuhnya di dalam atau di sisi dalam dari sektor pendaratan lembing.



Atlet Lempar Lembing:
1.      Atlet Luar Negeri (Paraguay)







London - Mungkin tak banyak yang mengenal sosok Leryn Franco. Namun boleh jadi atlet lempar lembing wanita asal Paraguay itu akan menjadi tenar selama atau setelah perhelatan Olimpiade 2012 ini. Bukan karena prestasinya di atas lapangan atau medali emas yang diraihnya, tapi karena kecantikan serta kemolekan tubuh atlet berusia 30 tahun kelahiran Asuncion itu. Franco memang bukan atlet top di cabang atletik nomor lempar lembing.
Tak banyak prestasi yang diraihnya dan dari dua kali penampilannya di Olimpiade 2004 dan 2008, ia paling baik menempati posisi ke-42 di kualifikasi. Tapi siapa sangka nama Franco hanya kalah dari Michael Phelps di Beijing 2008, sebagai atlet paling banyak dicari lewat situs Yahoo.Memang Franco sendiri jujur mengakui jika olahraga bukanlah jalan hidup satu-satunya, karena ia pun punya profesi lain sebagai model dan prestasi terbaiknya adalah menjadi runne-up kontes kecantikan di Paraguay pada 2006.
"Situasiku berbeda dari kebanyakan atlet pelembar lembing. Aku tidak cuma seorang atlet. Aku harus jujur karena karierku itu di media (sebagai model)," tutur Franco di Yahoosports."Jika orang-orang membuka majalah, maka mereka bisa melihatku di sana. Model dan fesyen juga adalah pekerjaanku. Sangat menyita banyak waktu tapi membuatku menghasilkan banyak uang. Aku senang rasanya orang-orang senang melihat penampilanku dan menikmati diriku mengenakan barang-barang fesyen," sambungnya. Nama Franco juga sempat mengejutkan beberapa tahun lalu saat ia digosipkan menjalin hubungan spesial dengan petenis Serbia, Novak Djokovic. Namun, akhirnya hubungan itu kandas karena kesibukan keduanya. Penampilan ketiganya di Olimpiade ini sudah diakui Franco sudah merupakan prestasi tersendiri baginya. Franco sadar jika ia akan sulit bersaing di London 2012, setidaknya untuk masuk ke 20 besar. "Aku tidak mengharapkan medali. Persaingan sangatlah ketat dan banyak atlet yang lebih kuat dariku. Tapi aku akan tetap tampil serius dan ingin tampil sebaik mungkin. Hadiah terbaik bagiku adalah bisa tampil di sini. Tampil di Olimpiade seperti mendapat medali bagiku," tuntas Franco yang punya rekor lemparan terbaiknya 57,77 meter.


1 komentar: