L
|
empar
lembing adalah salah satu nomor lempardalam cabang olahraga atletik. Medianya berupa
lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Sebagai sebuah
olahraga, lempar lembing ini menggerakkan banyak otot tubuh antara lain otot
lengan, kaki dan otot sendi. Jika semua otot tersebut bekerja secara baik maka
hasil lemparan lembing akan sempurna. Olahraga ini sebaiknya dilakukan di
tempat yang benar sebab jika tidak bisa melukai orang lain mengingat ujung lembing
cukup tajam. Lempar lembing dinaungi oleh organisasi yang disebut Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia (PASI).
1. Sejarah Olah Raga Atletik Lempar
Lembing
Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan
aktivitas berburu nenek moyang manusia. Lempar lembing diadopsi dari kebiasaan
kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih
kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun
perkampungan atau perkotaan. Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya
adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk
berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan.
Unsur untuk memperoleh
makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun
belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi
sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik.
Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga
jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lain
yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah,
dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani
berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka. Jamak diketahui bahwa peradaban
Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan,
pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali
digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa
dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.
Menilik pada sejarahnya,
Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak
hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya
berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat
Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade
sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka.
Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung,
segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para narapidana
ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet
yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Lempar Lembing di Peradaban
Lain Selain di peradaban Yunani klasik. Lempar lembing juga tercatat dilakukan
di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt)
Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani. Olahraga yang populer di
peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga
yang paling diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai Nil sebagai
pusat peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering
dilakukan oleh mereka. Termasuk juga untuk dipertandingkan. Sehingga sangat
beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai
awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas
berburu leluhur manusia pada zaman purba.
2.
Hal Yang Perlu Diketahui Terkait
Olahraga Atletik Lempar Lembing
Terdapat beberapa hal mendasar yang
paling penting untuk diketahui jika ingin melakukan olahraga lempar lembing,
diantaranya adalah sebagai berikut :
A.
Cara Memegang Lembing
Pada dasarnya ada tiga cara yang
biasa digunakan dalam hal memegang lembing, yaitu :
1)
Gaya Amerika
Pertama, tombak atau lembing
diletakkan tepat di telapak tangan dimana bagian ujung atau mata lembing
tersebut menyerong hingga mendekati badan. Selanjutnya, jari telunjuk
menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh
ibu jaridan kemudian diletakkan di bagian tepi belakang pegangan. Pastikan lembing
Anda lurus. Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk juga jempol seseorang
cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong lembing pada saat
hendak melempar.
2)
Gaya
Finlandia
Pada gaya ini, lembing ditempatkan
di telapak dimana bagian ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir
menyentuh badan. Selanjutnya, jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali
pada belajang dan dibuat melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Saat
menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk Anda lemas agar bisa membantu
menahan lembing itu sendiri. Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari
bagian tengah pun ibu jari dalam mendorong serta melempar lembing.
3)
Gaya
Menjepit
Gaya yang satu ini cukup sederhana,
intinya hanya dengan menjepit lembing di antara jari tengah dan telunjuk
sementara itu, jari lainnya memegang secara biasa.
B.
Cara Membawa Lembing
Sementara itu, cara membawa lembing
adalah sebagai berikut:
1)
Lembing dibawa dengan ditaruh di
atas pundak.
Cara ini dipraktekkan dengan
memegang lembing di atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing
menyerong ke atas. Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga
menuju ke arah depan. Cara ini biasanya digunakan oleh atlit yang hendak
menggunakan gaya hot-step atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.
2)
Lembing dibawa dengan ditaruh di
bawah.
Cara ini dimulai dengan lengan
bagian kanan yang harus lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing
menyerung ke atas sehingga bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.
3)
Lembing dibawa di depan dada.
Cara ini dilakukan dengan memposisikan lembing serong
ke bawah sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga melewati pundak
bagian kanan. Selanjutnya, penting juga untuk mengenali peralatan yang
digunakan dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
-
Konstruksi lembing yang digunakan
terbagi atas 3 titik atau bagian yakni: Mata lembing, badan lembing dan juga
tali pegangan lembing.
-
Badan lembing dibuat dari bahan
metal solid dimana pada bagain ujungnya dipasangi sebuah mata lembing yang jika
diperhatikan cukup runcing.
-
Adapun tali pegangan lembing yang
terlihat melilit pada badan lembing terpasang di titik gravitasi dan tidak
boleh melewati garis tengan dari badan lembing. Lilitan tali lembing ini harus
sama bergerigi juga tebal dan tak boleh ada sabuk juga benjolan.
-
Adapun panjang lembing antara atlit
putrid dan putra berbeda. Untuk putra panjangnya antara 2,6 hingga 2,7 meter.
Sementara itu untuk putrid antara 2,2 meter hingga 2,3 meter. Ukuran yang
berbeda ini juga berpengaruh pada berat lembing. Pada putra, beratnya 800 gram
sedangkan pada putrid mencapai 600 gram.
C. Peraturan
Lempar Lembing
Sejumlah
peraturan yang harus dipahami dalam olahraga lempar lembing, sebagai berikut:
1)
Saat melempar, lembing wajib
dipegang tepat pada bagian pegangannya dan wajib juga dilempar di atas bahu
atau bagian paling atas dari tubuh si atlit. Lembing juga harus dilempar sama
seperti prinsip bandul. Adapun gaya non-ortodox tidak lagi diijinkan untuk
digunakan.
2)
Sebuah lemparan lembing dianggap
tidak sah apabila bagian mata lembing tidak menggores tanah terlebih dahulu
dibanding bagian lembing lainnya.
3)
Saat atlit hendak memulai awalan, ia
tidak diperkenankan memotong sebuah garis.
4)
Lemparan dianggap tidak sah apabila
sang atlit menyentuh wilahay badan garis lempar, atau garis perpanjangan.
5)
Saat lembing telah melaju, sang
pelempar tidak diperkenankan membelakangi sektor lemparan dengan cara memutar
tubuhnya.
6)
Sang atlit tidak diperkenankan
meninggalkan jalur awalan sebelum lembing yang ia lepaskan tadi belum tiba di
permukaan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Lempar Lembing.
Pelempar
lembing adalah seseorang yang mempunyai daya ledak otot lengan bahu yang besar
dan mempunyai kekuatan serta ketepatan langkah dalam melakukan awalan sebelum
lembing dilepaskan (Adisasmita, 1986:7). Oleh karena itu pelempar yang tidak
mempunyai ketepatan dalam melangkah sama halnya tidak mempunyai harapan untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Unsur dasar dari suatu prestasi lempar lembing
adalah ketepatan dalam melangkah pada saat awalan, hal ini merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kemampuan seseorang untuk melempar sejauh
mungkin. Disamping itu faktor utama yang harus diperhatikan adalah cara
pegangan dan unsur fisik seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan dan daya ledak
otot. Komponen-komponen ini tidak boleh diabaikan oleh pelempar, pelatih
termasuk juga guru penjas dalam mengajar.
A.
Faktor Lain Yang Harus di Perhatikan
pada saat Melempar Lembing.
Kemudian
faktor lain yang mempengaruhi hasil lempar lembing adalah kesalahan dalam
melakukan lemparan, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan
lempar lembing, yaitu sebagai berikut:
1). Kecepatan
lari tidak diatur meningkat. Dari awal larinya cepat terus atau
sebaliknya
terlalu lambat.
2) Sewaktu
lari, lembing didiamkan saja.
3). Setelah
langkah silang, pelempar berhenti dahulu.
4). Kaki
kanan tidak dikencangkan.
5). Lemparan
tidak diikuti siku kanan.
6). Kaki
kiri tidak dilangkahkan pada saat akan melempar.
7). Lepasnya
lembing tidak melewati atas pundak kanan.
8). Sudut
lempar kurang atau terlalu besar.
9). Tidak
dapat memelihara keseimbangan.
4.
Peraturan
Umum Dalam Lempar Lembing.
A. Peralatan Lembing.
Lembing terdiri tiga bagian yaitu;mata lembing, badan
lembing dan tali pegangan. Badan lembing terbuat dari metal dan mata lembing
yang lancip terpasang ujung depan yang panjang.
Peraturan tentang spesifikasi lembing putra dan putri
adalah sangat komplek, dalam rangka menjamin melayang dan menancapnya lembing
yang sah. Manager Teknik harus berhati-hati dalam menjamin bahwa semua lembing
yangakan digunakan dalam suatu perlombaan harus memenuhi semua peraturan dan
ketentuan yang ditetapkan.
Berat lembing untuk putra adalah 800 gram, sedangkan
lembing putri 600 gram. Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 – 2.70 m,
sedangkan panjang lembing putri 2.20 – 2.30 m.
B. Lintasan Awalan Lempar Lembing.
Panjang
lintasan awalan lempar lembing harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang
dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar
garis 5 cm.
C. Lengkung Batas Lempar Lembing.
Lengkung
lempar dibuat dari kayu atau meta dicat putih dipasang datar dengan tanah, dan
merupakan suatu busur atau lengkung suatu sirkel yang bergaris tengah radius 8
m. Garis lengkungnya sendiri selebar 7 cm. Garis sepanjang 0.75 m dibuat
sebagai perpanjangan dari lengkung lempar dan siku-siku terhadap garis paralel
lintasan lari awalan.
D. Sektor Lemparan
Garis ini
terkait dengan sisi dalam garis paralel lintasan awalan yang ditarik dari titik
pusat lengkung batas lempar dengan sudut 29o
5.
Penilaian
Lempar Lembing
Penilaian
dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk menandakan
bahwa lemparan yang dilakukan benar dan bendera merah untuk menandakan bahwa
lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang terdekat
dengan kepala lembing, sampai ke bagian dalam ujung lingkaran lalu mengukur
antara tanda tersebut. Kemudian beberapa unsur penilaian dalam lempar lembing
adalah cara memegang lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing.
Dikatakan
bahwa“Lemparan sah bila mata lembing menancap atau
menggores tanah di sektor lemparan, lemparan tidak sah bila sewaktu melempar
menyentuh lengkung lemparan, atau garis 1,5 meter samping atau menyentuh tanah
di depan lengkung lemparan”. Lebih lanjut Ballesters (1993:117) menjelaskan
bahwa “Suatu lemparan dianggap sah bila mata lembing harus menyentuh tanah
sebelum bagian lembing yang lain, dan jatuh sepenuhnya di dalam atau di sisi
dalam dari sektor pendaratan lembing.
Atlet Lempar Lembing:
1.
Atlet Luar
Negeri (Paraguay)
London - Mungkin
tak banyak yang mengenal sosok Leryn Franco. Namun boleh jadi atlet lempar
lembing wanita asal Paraguay itu akan menjadi tenar selama atau setelah perhelatan
Olimpiade 2012 ini. Bukan karena prestasinya di atas lapangan atau medali emas
yang diraihnya, tapi karena kecantikan serta kemolekan tubuh atlet berusia 30
tahun kelahiran Asuncion itu. Franco memang bukan atlet top di cabang atletik
nomor lempar lembing.
Tak banyak prestasi yang diraihnya dan dari dua kali
penampilannya di Olimpiade 2004 dan 2008, ia paling baik menempati posisi ke-42
di kualifikasi. Tapi siapa sangka nama Franco hanya kalah dari Michael Phelps
di Beijing 2008, sebagai atlet paling banyak dicari lewat situs Yahoo.Memang
Franco sendiri jujur mengakui jika olahraga bukanlah jalan hidup satu-satunya,
karena ia pun punya profesi lain sebagai model dan prestasi terbaiknya adalah
menjadi runne-up kontes kecantikan di Paraguay pada 2006.
"Situasiku berbeda dari kebanyakan atlet pelembar
lembing. Aku tidak cuma seorang atlet. Aku harus jujur karena karierku itu di
media (sebagai model)," tutur Franco di Yahoosports."Jika
orang-orang membuka majalah, maka mereka bisa melihatku di sana. Model dan
fesyen juga adalah pekerjaanku. Sangat menyita banyak waktu tapi membuatku
menghasilkan banyak uang. Aku senang rasanya orang-orang senang melihat
penampilanku dan menikmati diriku mengenakan barang-barang fesyen,"
sambungnya. Nama Franco juga sempat mengejutkan beberapa tahun lalu saat ia
digosipkan menjalin hubungan spesial dengan petenis Serbia, Novak Djokovic.
Namun, akhirnya hubungan itu kandas karena kesibukan keduanya. Penampilan
ketiganya di Olimpiade ini sudah diakui Franco sudah merupakan prestasi
tersendiri baginya. Franco sadar jika ia akan sulit bersaing di London 2012,
setidaknya untuk masuk ke 20 besar. "Aku tidak mengharapkan medali.
Persaingan sangatlah ketat dan banyak atlet yang lebih kuat dariku. Tapi aku
akan tetap tampil serius dan ingin tampil sebaik mungkin. Hadiah terbaik bagiku
adalah bisa tampil di sini. Tampil di Olimpiade seperti mendapat medali
bagiku," tuntas Franco yang punya rekor lemparan terbaiknya 57,77 meter.
thankkss
BalasHapus